Hiper Team

Mengukur Keberhasilan Outbound Training

outbound Training atau pelatihan dengan menggunakan Metode Outbound yang pastinya setiap kegiatan perlu di evaluasi.

Jika dalam Pelatihan atau Training sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah program pelatihan yang pertama adalah pembentukan pola pikir yang kedua adalah peningkatan Pegetahuan, kemampuan serta sikap dan yang terakhir adalah prilaku yang telah berubah lebih efektif dan lebih mendukung visi dan misi perusahaan.

Kesuksesan sebuah outbound perlu diukur menggunakan parameter-parameter tertentu.

Menurut Kirkpatrick, ada 4 parameter yang bisa digunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah pelatihan–disebut sebagai Training Evaluation Model.

1. Reaction

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi ketertarikan dan kepuasan peserta terhadap materi pelatihan. Ketertarikan peserta dapat diketahui melalui keaktifan mereka selama proses outbound training.

Beberapa pertanyaan kunci untuk mengetahuinya, antara lain:

  • “apakah peserta memperhatikan fasilitator?”
  • “apakah peserta terlibat dalam proses pelatihan?”
  • “apakah peserta terlihat antusias selama proses pelatihan?”

Sedangkan, kepuasan peserta dapat diketahui melalui penilaian mereka terhadap komponen-komponen yang menunjang proses belajar selama proses outbound.

Beberapa Point yang dapat di Evaluasi :

a. Fasilitatornya

  • Apakah Fasilitator mampu berkomunikasi dengan baik ?
  • Apakah Fasilitator mampu membawakan program dengan baik ?

b. Penyelenggara

  • Apakah Venue tempat kegiatan nyaman ?
  • Apakah Fasilitas yang di harapkan sesuai program ?

c. Testimoni dan saran

Setelah kegiatan biasanya peserta akan memberikan testemoni baik di minta atau tidak, “ Outbound asik, Outbound nya berkesan” dan uraian yang di sampaikan.

Komponen-komponen tersebut, misalnya: lokasi pelatihan, peralatan/perlengkapan yang dipergunakan, metode dan media belajar dalam pelatihan, fasilitator yang mendampingi kelompok, dan lain-lain.

2. Learning

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi hasil belajar peserta pelatihan dalam tataran kognitif. Ada 2 aspek kognitif yang menjadi tolak ukurnya, yaitu aspek pengetahuan dan aspek pemahaman.

Dalam aspek pengetahuan, hasil belajar peserta outbound training dapat diketahui dalam peningkatan pada Knowledge,skill, dan Attitude.

Misalnya, sebelum pelatihan peserta tidak tahu hal-hal yang dapat mempengaruhi trust antar anggota kelompok, setelah pelatihan peserta jadi tahu bahwa pemimpin kelompok memiliki peranan penting untuk mendorong terwujudnya trust dalam kelompok.

Sedangkan, dalam aspek pemahaman skill , hasil belajar peserta outbound training dapat diketahui melalui kemampuan mereka untuk menjelaskan operasionalisasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, selain peserta pelatihan tahu bahwa pemimpin kelompok punya peran penting untuk mewujudkan trust dalam kelompok, mereka juga bisa menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan/tidak boleh dilakukan oleh pemimpin, dan dampak-dampaknya terhadap trust dalam kelompok.

Biasanya, peserta outbound yang sudah memperoleh hasil belajar dalam aspek pemahaman akan cenderung lebih kritis, dia akan seringkali menjadi pemantik diskusi dalam kelompok.

3. Behavior

Pada tingkatan ini, provider outbound  mengevaluasi hasil belajar peserta pelatihan dalam tataran perilaku (aplikasi). Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui adanya perubahan respon tindakan-nyata dari peserta outbound training setelah mereka memperoleh pengetahuan/pemahaman dalam proses pelatihan.

Misalnya, seusai peserta mengetahui pengetahuan/pemahaman tentang cara membangun trust dalam kelompoknya, mereka akan mempraktikkannya ketika simulasi dalam outbound training, dan membandingkan kinerja kelompok antara sebelum dan sesudah pengetahuan/pemahaman tentang trust tersebut diterapkan oleh mereka.

Salah satu indikator dari hasil belajar dalam tataran perilaku adalah adanya usaha trial-error oleh peserta selama proses pelatihan, mereka akan merefleksikan setiap usaha trial-error tersebut hingga memperoleh gagasan yang lebih relevan untuk diterapkan kembali pada simulasi berikutnya/dalam kehidupan riil.

4. Result

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi relevansi hasil belajar peserta selama proses pelatihan terhadap kinerja mereka di organisasi.

Jika pada 3 tingkatan evaluasi sebelumnya itu bisa dilakukan dalam proses pelatihan, evaluasi pada tingkatan ini dilakukan setelah proses pelatihan.

Artinya, provider outbound training akan melakukan follow-up untuk mengetahui efektivitas hasil pelatihannya.

Biasanya, follow-up dilakukan 1 bulan/3 bulan/6 bulan setelah selesai pelaksanaan outbound training.

Dalam follow-up, provider outbound akan menanyakan

  • “apakah ada perubahan sikap dan perilaku kerja dari para peserta pelatihan?”,
  • “apakah perubahan tersebut bersifat menetap?”,
  • “apakah perubahan (yang menetap) tersebut berdampak positif bagi organisasi?”,
  • “apakah ada efek samping lain yang dirasakan oleh organisasi terkait perubahan sikap dan perilaku kerja anggotanya?”.

Dari keempat tingkatan evaluasi di atas, parameter mana yang akan digunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah pelatihan (outbound) ?

Tergantung kesepakatan program yang dilaksanakan antara Provider Outbound dan perusahaan pengguna jasa layanan yang di sesuaikan dengan program pilihan yang di laksanakan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *